PADANG - Setelah Upacara Bendera memperingati HUT RI ke-77, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menemui orangtuannya bersama Istri tercinta Harneli Bahar di Gaduik, Kabupaten Agam, (17/8/2022)
Mahyeldi menceritakan masa kecilnya di Nagari Gadut, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Ia lahir dari pasangan Mardanis St. Tanameh (ayah) dan Nurmi (ibu) sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara.
Ayahnya adalah seorang tukang becak dan buruh angkat di Pasar Atas, Bukittinggi. Sejak masih kelas tiga SD, ia sudah bekerja membantu ayahnya untuk mendapatkan uang. Seusai membantu ayahnya, ia bergegas ke sekolah. Meskipun harus bekerja, ia tetap meraih juara di kelas.
"Saya mengingat betul bagaimana saya hidup di Gaduik ini, dari kecil saya sudah bekerja keras membantu orangtua, memang ini sebuah ujian yang berat. Alhamdulillah semuanya kami lalui dengan penuh ketabahan, " ucapnya.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi mengeluarkan smartphone dan memperlihatkan film "Doa Mandeh Nan Ikhlas". Film berdurasi 18 menit itu, menayangkan mozaik tentang kesabaran dan kegigihan sosok seorang Mahyeldi.
Mulai kehidupan masa kecil yang hidupnya penuh kekurangan dengan membantu orangtua menjadi kuli angkut di pasar, hingga akhirnya sukses di jalur politik sebagai anggota DPRD Sumbar, Walikota Padang sampai menjadi Gubernur Sumbar.
Sepanjang penayangan, tanpa terasa air mata Abak dan Amak, satu persatu air matanya terlihat jatuh berlinang dipipinya. Mahyeldi pun menyapu air mata Abak dan Amak dengan tisunya.
Merekapun saling berpelukan. Suasana pun tak terkendali lagi, maka pecahlah isak tangis dari mereka.
Baca juga:
Bangunan di Padang Wajib Mengikuti RDTR
|
Tak lama kemudian suasana kembali normal, mereka pun saling bercerita di masa-masa mereka lalui. Senyuman Abak dan tawa Amak sudah terlihat.
"Alhamdulillah, melalui film Doa Mandeh Nan Ikhlas ini Abak dan Amak sangat menghibur mereka. Tiada paling indah saat orangtua bahagia bagi seorang anak, " ungkapnya.
"Doa kedua orangtua adalah kesuksesan seorang anak yang akan memberi kekuatan dalam kehidupan sehari - hari, " tambahnya.
Mahyeldi berharap pemutaran film tersebut menjadi salah satu kado untuk mereka dimomen Kemerdekaan RI ini. Karena sampai saat ini ia terus berjuang memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. (**)